"the class which is the ruling material force of society, is at the same time its ruling intellectual force. The class which has the means of material production at its disposal, has control at the same time over the means of mental production, so that thereby, generally speaking, the ideas of those who lack the means of mental production are subject to it" (Marx, 1999: 17)
Marx mengangagap kaum yang menguasai sumber produksi material akan dapat membangun produksi mental di masyarakat. Media adalah salah satunya,, Produksi mental sendiri merupakan suatu proses bagaimana media atau keluarga atau segala sesuatu yang membentuk mental manusia dalam berpikir dan berperilaku.
Asumsi Marx terhadap media :
- Media massa dimiliki oleh kelas borgeouis class
- Media dioperasikan dalam kepentingan kelas mereka
- Media menghasilkan kesadaran palsu
- Akses media ditolak oleh oposisi politik
- Media silihat sebagai arena ideologi dimana berbagai ideologi berjuang untuk dimunculkan walaupun hanya dalam konteks dominasi kelas-kelas tertentu
- Penguasaan utama terkonsentrasi pada monopoli modal
- Profesional media menikmati "ilusi: otonomi yang disosialisasikan dan diinternalisasikan ke dalam norma budaya yang dominan
- Secara keseluruhan, media menginterpretasi kepentingan kelas dominan
- Sementara itu, khalayak akhirnya akan menerima konsep yang diberikan karena kurangnya akses terhadap media atau sistem alternatif yang memungkinkan mereka menolak definisi yang diberikan oleh media
Pendekatan Marxist terhadap media dibagi menjadi 3 macam, yakni:
- Struturalist Approach:
Menekankan pada artikulasi internal yang menandakan sistem media
- Political Economy Approach :
Melihat kekuatan media terletak pada proses ekonomi produksi media
- Culturalist Approach :
Memandang media sebagai pengaruh yang kuat dalam memberikan kesadaran publik
0 komentar:
Posting Komentar